-->

Iklan Header

Loading...

Ketahuan Nikah Lagi, Suami Tewas Disiram Istri Pertama Pakai Air Panas

Ketahuan Nikah Lagi, Suami Tewas Disiram Istri Pertama Pakai Air Panas

Bahtiar, lelaki berusia 28 tahun warga Desa Kapita, Kecamatan Bangkala, Kabupaten Jeneponto, Sulawesi Selatan, tewas usai disiram air panas oleh istrinya sendiri, Aminah (30).

Gara-garanya, Bahtiar diam-diam menikah lagi dengan perempuan lain. Aminah yang marah, akhirnya melakukan aksi tersebut.


Baca Juga

  • Kisah Pilu Menyayat Hati Wanita 73 Tahun Dibuang di Pinggir Jalan oleh Anak, ‘Saya Mati pun Mungkin Dia Tak Akan Menengok’
  • Wajib Tahu, Wanita Hamil Itu Jangan Sampai Sedih Atau Stres Karena Bisa Berbahaya Pada Bayi Dalam Kandungan!
  • Kecanduan Main Ponsel dan Game Online 5 Jam Sehari, Remaja asal Asahan Jadi Buta
Kapolsek Bangkala Iptu Bahtiar membenarkan adanya kejadian tersebut. Dia menceritakan, peristiwa penyiraman itu terjadi pada Sabtu (13/7) lalu.



”Saat itu, korban tengah tertidur di dalam kamarnya. Kemudian, Jumat (19/7) Bahtiar dinyatakan meninggal karena luka bakar,” kata Bahtiar seperti diberitakan Kabarmakassar.com—jaringan Suara.com, Senin (22/7/2019).

Ia menuturkan, pelaku kekinian telah ditangkap dan ditahan di Polres Jeneponto untuk proses hukum lebih lanjut.
Iptu Bahtiar mengatakan, kejadian penyiraman itu karena isteri (pelaku) cemburu. Bahtiar diam-diam telah menikah lagi dengan perempuan lain tanpa sepengetahuan Aminah.


Menurut Iptu Bahtiar, korban juga telah mengakui sudah menikah lagi dengan perempuan berinisial MA. Pernikahan itu berlangsung di Makassar pada 2018.



Lantaran sakit hati telah dikhianati, Aminah menaruh dendam hingga terjadilah penyiraman air panas.


“Korban saat itu sedang tidur di kamarnya. Kemudian pelaku memasak air di panci. Setelah air mendidih, dimasukkan ke dalam ember. Ember yang berisikan air panas itu diangkat masuk ke dalam kemudian ditumpahkan ke arah badan suaminya yang sedang tidur dan mengenai badan bagian depan,” kata Iptu Bahtiar.


Setelah kejadian tersebut, korban sempat mendapat perawat medis di Rumah Sakit Umum Padjonga Daeng Ngalle Kabupaten Takalar.



“Namun beberapa hari tidak ada perubahan, sehingga pihak keluarga almarhum memutuskan untuk dibawa pulang ke rumahnya untuk diobati secara tradisional. Sekitar kurang lebih 6 hari diobati secara tradisional, korban meninggal dunia,” jelas Iptu Bahtiar.

Berlangganan update artikel terbaru via email:

Iklan Atas Artikel

Loading...

Iklan Tengah Artikel 1

Loading...

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel

Loading...